NPM :
1305020027
UNIT :
A
METODE PENELITIAN
Metode penelitian
berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain
penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan
pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang
digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian
yang ditetapkan. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti perlu menjawab
sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok (Nazir, 1985) yaitu:
- Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan suatu penelitian?
- Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis data?
- Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?
Jawaban
atas ketiga pertanyaan tersebut memberikan kepada peneliti urutan-urutan
pekerjaan yang terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini sangat membantu
peneliti untuk mengendalikan kegiatan atau tahap-tahap kegiatan serta
mempermudah mengetahui kemajuan (proses) penelitian. Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi
prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber
data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan
diolah/dianalisis. Dalam prakteknya terdapat sejumlah metode yang
biasa digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, Suryabrata
(1983) mengemukakan sejumlah metode penelitian yaitu
sebagai berikut :
- Penelitian Historis yang bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif.
- Penelitian Deskriptif yang yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
- Penelitian Perkembangan yang bertujuan untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
- Penelitian Kasus/Lapangan yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungansuatu obyek
- Penelitian Korelasional yang bertujuan untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi
- Penelitian Eksperimental suguhan yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol/kendali
- Penelitian Eksperimental semu yang bertujuan untuk mengkaji kemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian.
- Penelitian Kausal-komparatif yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen tetapi dilakukan dengan pengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai pembanding.
- Penelitian Tindakanyang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya.
JENIS- JENIS METODE PENELITIAN
BESERTA CONTOHNYA
Aktivitas penelitian di berbagai
bidang ipteks secara substansi ditandai oleh empat hal, yaitu adanya upaya
bersifat sistematik, adanya sesuatu hasil temuan, adanya kebermanfaatan dan
adanya tindak lanjut penyebarluasan temuan (Mukhadis, 2013:70).
Upaya sistematik dalam konteks ini
ditandai dengan adanya kejelasan langkah-langkah yang ditempuh secara
eksplisit, jelas dan lugas mulai dari penentuan masalah sampai penarikan
kesimpulan dan atau generalisasi (perampatan) dan dapat direplikasi oleh
peneliti lain temuan (Mukhadis, 2013:70). Penelitian sebagai upaya sistematik
memiliki arti bahwa untuk dapat memperoleh pengetahuan yang benar,
penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah oleh peneliti yang
memiliki integritas ilmiah. Penelitian dilaksanakan berdasarkan teori-teori,
prinsip-prinsip, serta asumsi-asumsi dasar ilmu pengetahuan dengan menggunakan
penalaran deduktif serta prosedur dan teknik sistematik.
Sebagai contoh, Creswell (2012:8-11)
menyebutkan setidaknya terdapat 6 sistematika penelitian yaitu: (1)
mengidentifikasi masalah penelitian, (2) mencari literatur yang sesuai dan
mendukung, (3) menspesifikkan tujuan penelitian, (4) mengumpulkan data, (5)
menganalisa dan mengintepretasikan data, dan (6) membuat laporan dan evaluasi
penelitian.
Sistematika
penelitian menurut (Sumber: Creswell, 2012:8)
Aspek temuan
dari suatu penelitian dalam bidang Ipteks secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar, yaitu sebagai hasil ‘menemukan’ dan ‘mengembangkan’
(Mukhadis, 2013:70). Hasil penelitian dikelompokkan ke dalam kategori menemukan
apabila dari masalah, metode dan hasil penelitian tersebut memenuhi indikator
aspek kebaruan dan belum pernah diteliti oleh peneliti lain sebelumnya.
Sedangkan hasil penelitian dikatakan mengembangkan apabila temuan
tersebut berupa penyempurnaan atau modifikasi dari berbagai hasil penelitian
sebelumnya yang berorientasi menghasilkan produk, yang memiliki nilai tambah
yang dignifikan terhadap produk yang telah ada sebelumnya.
Kegiatan ilmiah
untuk memperoleh pengetahuan yang benar sebagai penyempurnaan
pengetahuan sebelumnya telah dilaksanakan oleh para peneliti dan ilmuan dalam
bidang ilmunya masing-masing. Pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi, dan teori-teori
yang telah dihasilkan dari berbagai penelitian itu merupakan sumbangan penting
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang.
Disamping itu hasil penelitian juga telah memungkinkan manusia dapat lebih baik
memecahkan masalah-masalah praktis
yang dihadapi dalam hidupnya.
Berikut akan
dijabarkan secara kompleks tentang bentuk-bentuk konkret dari penelitian –pengertian
beserta contohnya- antara
lain:
a.
Eksperimen
Penelitian eksperimental merupakan bentuk penelitian
percobaan yang berusaha untuk mengisolasi dan melakukan kontrol setiap
kondisi-kondisi yang relevan dengan situasi yang diteliti kemudian melakukan
pengamatan terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi-kondisi tersebut
dimanipulasi. Dengan kata lain, perubahan atau manipulasi dilakukan terhadap
variabel bebas dan pengaruhnya diamati pada variabel terikat. Menurut Emzir
(2008:96-103) desain penelitian ekperimen dibagi menjadi empat bentuk yakni, pre-experimental
design, true experimental design, quasy experimental design
dan factorial design.
Contoh:
Pengaruh
Penerapan Strategi Pembelajaran TANDUR Berbantuan Web Interaktif Terhadap Hasil
Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Malang. (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa
Kelas VII SMP Negeri 3 Malang
Tahun Ajaran 2010/2011). (Sumber: perpustakaan
Universitas Negeri Malang, skripsi tidak diterbitkan).
b.
Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang
berlangsung saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan
manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan
suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau menggunakan
angka-angka. (Sukmadinata, 2006:5)
Penelitian deskriptif, bisa
mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan
dalam tahapan-tahapan perkembangannya, penelitian demikian disebut penelitan
perkembangan (Developmental Studies). Dalam penelitian perkembangan ini
ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu dan ada yang
bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
Contoh:
Manajemen
Pengembagan Kinerja Guru SMK se-Kabupaten Kuningan: Studi Tentang
Kepemimpinan Entrepeuneur Dan Sistem kompensasi Kreativitas dan Kinerja
Inovatif. (Sumber:
perpustakaan Universitas Negeri Malang, skripsi tidak
diterbitkan).
c.
Korelasional
Penelitian korelasi adalah suatu
penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah
ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya
hubungan dan tingkat variabel yang penting, karena dengan mengetahui tingkat
hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan
penelitian. (Sukardi, 2003:166)
Penelitian korelasi merupakan bentuk penelitian untuk
memeriksa hubungan diantara dua konsep. Secara umum ada dua jenis pernyataan
yang menyatakan hubungan, yaitu: (1) gabungan antara dua konsep, ada semacam
pengaruh dari suatu konsep terhadap konsep yang lain; (2) hubungan kausal, ada
hubungan sebab akibat. Pada hubungan kausal, penyebab diferensikan sebagai
varibel bebas dan akibat direferensikan sebagai variabel terikat. Pada
penelitian korelasi tidak ada kontrol atau manipulasi terhadap variabel.
Contoh:
Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan Kompetensi Interpersonal Pada
Remaja (Studi korelasi
pada remaja tunanetra yang mengalami ketunanetraan tidak sejak dari lahir di
PSBN Wyata Guna Bandung). (Sumber: repository.upi.edu).
d.
Komparatif
Penelitian
kausal komparatif atau penelitian ex post facto adalah penyelidikan
empiris yang sistematis dimana ilmuan tidak mengendalikan variabel bebas secara
langsung karena eksistensi variabel tersebut telah terjadi. Pendekatan dasar
klausa komparatif melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dari
mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya kemudian dia
berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya.
Penelitian komparatif membandingkan situasi masa lalu dan
saat ini atau situasi-situasi paralel yang berbeda, khusunya apabila peneliti
tidak memiliki kontrol terhadap situasi yang diteliti. Penelitian ini bisa
memiliki perspektif makro (misal: internasional,nasional) dan mikro (misal:
komunitas, individu).
Contoh:
Studi Komparatif Penerapan Model
Contextual Teaching and
Learning (CTL)
dengan Model Problem Based Learning
(PBL) dalam Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika Di SMKN 12 Bandung. (Sumber:
repository.upi.edu).
e.
Evaluasi
Penelitian evaluasi merupakan bentuk penelitian yang
bertujuan untuk memriksa proses perjalanan suatu program sekaligus menguraikan
fakta-fakta yang bersifat kompleks dan terlibat di dalam program. Misalnya
adalah keefektifan, efisiensi
dan
kemenarikan suatu program (Mukhadis,
2013:61).
Contoh:
Evaluasi Proses Pembelajaran TIK SMA
Negeri di Kota Malang Berdasarkan Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. (Deskriptif
tentang kondisi proses pembelajaran mata pelajaran TIK SMA di Kota Malang Tahun
Ajaran 2010/2011 dengan jumlah populasi 10 SMA Negeri dan sampel penelitian
sebanyak 5 SMA Negeri). (Sumber:
perpustakaan Universitas Negeri Malang, skripsi tidak
diterbitkan).
f.
Simulasi
Penelitian simulasi merupakan bentuk penelitian yang
bertujuan untuk mencari gambaran melalui sebuah sistem berskala kecil atau
sederhana (model) dimana di dalam model tersebut akan dilakukan manipulasi atau
kontrol untuk melihat pengaruhnya. Penelitian ini mirip dengan penelitian
eksperimental, perbedaannya adalah di dalam penelitian ini membutuhkan
lingkungan yang benar-benar serupa dengan keadaan atau sistem yang asli.
Contoh:
Penggunaan Simulasi Monte Carlo Untuk Menentukan Nilai Outcome Pada Pengambilan Keputusan (Studi Kasus Pengambilan Keputusan pada Toko NAFC Collection). (Sumber: repository.upi.edu)
Penggunaan Simulasi Monte Carlo Untuk Menentukan Nilai Outcome Pada Pengambilan Keputusan (Studi Kasus Pengambilan Keputusan pada Toko NAFC Collection). (Sumber: repository.upi.edu)
g.
Survey
Survey research designs are procedures
in quantitative research in which investigators administer a survey to a sample
or to the entire population of people to describe the attitudes, opinions,
behaviors, or characteristics of the population. (Creswell,
2012: 376)
Penelitian survey digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan
sampel yang relatif kecil. Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang,
instansi, lembaga, organisasi dan unit-unit kemasyarakatan dan lain-lain,
tetapi sumber utamanya adalah orang. Desain survey tergantung pada penggunaan
jenis kuisoner. Survey memerlukan populasi yang besar jika peneliti
menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata, semakin besar sample survey
semakin memberikan hasil akurat. Penelitian survei memiliki tiga tujuan utama
yaitu menggambarkan keadaan saat itu, mengidentifikasi secara terukur keadaan
sekarang untuk membandinkan, menentukan hubungan kejadian yang spesifik.
Contoh:
Stress and Burnout in Rural and Urban
Secondary School Teachers. Journal of Educational Research. 1999. 92,
pg. 287–293. (dalam Creswell, 2012:378)
h.
Studi Kasus
Sebuah studi kasus adalah eksplorasi mendalam dari sistem
terikat (misalnya, kegiatan, acara, proses, atau individu) berdasarkan pengumpulan
data yang luas. Studi kasus melibatkan investigasi kasus, yang dapat
didefinisikan sebagai suatu entitas atau objek studi yang dibatasi, atau
terpisah untuk penelitian dalam hal waktu, tempat, atau batas-batas fisik.
Penting untuk memahami bahwa kasus dapat berupa individu, program, kegiatan,
sekolah, ruang kelas, atau kelompok. Setelah kasus didefinisikan dengan jelas,
peneliti menyelidiki mereka secara mendalam, biasanya menggunakan beberapa
metode pengumpulan data, seperti wawancara, observasi lapangan, dan
dokumentasi.
Studi kasus kolektif; (a) melibatkan
beberapa kasus, (b) dapat terjadi selama bertahun situs, dan (c) menggunakan
banyak individu. Kerangka konseptual untuk studi kasus adalah bahwa dengan
mengumpulkan informasi mendalam tentang kasus, peneliti akan mencapai pemahaman
mendalam tentang kasus ini, apakah kasus itu adalah seorang individu, kelompok,
kelas, atau sekolah.
Contoh:
Butera, G. 2005. Collaboration in the
context of Appalachia: The case of Cassie. The Journal of Special Education,
39(2): 106–116.
Butera (2005) menggunakan studi kasus
dan data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumen untuk
menggambarkan kolaborasi tim dengan anak 4 tahun di West Virginia. (Stoner,
2010: 21)
i.
Teori Dasar (Grounded Theory)
Grounded Theory merupakan
pendekatan yang memungkinkan peneliti untuk mengembangkan atau menemukan teori
yang didasarkan pada studi fenomena. Dengan menggunakan grounded theory,
peneliti sengaja (a) memilih peserta yang mengalami fenomena yang sedang
dipelajari, (b) menganalisis data (yaitu, wawancara, dokumen, dan catatan), dan
(c) mendekati fenomena yang diteliti tanpa prasangka pengertian. Kerangka
konseptual ini memungkinkan suara peserta muncul , mensyaratkan bahwa peneliti
mengidentifikasi tema utama atau konsep dari data peserta , dan memberikan
jalan untuk mengembangkan teori dari perspektif peserta .
Most grounded theory researchers will
begin with research questions but they do not start with a hypothesis, nor do they
begin their investigation with a thorough review of the literature relating to
their topic. They build up theory from their data and they do not wait until
all data are collected before they begin the analysis stage. (Bell, 2005:
19)
Contoh:
Bays, D. A., & Crockett, J. B.
2007. Investigating Instructional Leadership For Special Education.
Exceptionality, 15(3): 143–161.
Pendekatan grounded theory digunakan
oleh Bays dan Crockett (2007) untuk menyelidiki kepemimpinan instruksional
untuk pendidikan khusus di sekolah dasar. (Stoner, 2010: 22)
j.
Etnografi
Ethnographic researchers attempt to
develop an understanding of how a culture works and many methods and techniques
are used in this such us: participant observation, interview, mapping and
charting, interaction analysis, study of historical records and current public
documents, the use of demographic data. (Bell,
2005:16)
Etnografi adalah analisis mendalam dari
kelompok sosial. Data biasanya dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan
dokumen. Jenis penelitian ini berfokus pada membangun catatan perilaku dan
kepercayaan dari kelompok dari waktu ke waktu. Etnografi mengharuskan peneliti
berpartisipasi, baik sebagai pengamat atau peserta aktif, waktu interaksi yang
cukup lama dengan kelompok yang diteliti. Kerangka konseptual etnografi adalah
bahwa keterlibatan langsung ke dalam budaya kelompok akan memungkinkan peneliti
untuk melihat dunia dari perspektif kelompok, dan melihat yang akan memberikan
pemahaman tentang perilaku dan keyakinan kelompok.
Contoh:
Harry, Klingner, & Hart. 2005.
African American families under fire: Ethnographic views of family strengths.
Remedial and Special Education, 26(2): 101–112.
Harry, Klingner, dan Hart (2005)
menerbitkan sebuah studi etnografi siswa Amerika keturunan Afrika dalam
pendidikan khusus di sebuah distrik sekolah beragam budaya perkotaan. (Stoner,
2010: 22)
k.
Kultural
Penelitian kultural (budaya) merupakan penelitian yang
dilakukan atas objek berupa unsur atau gejala budaya dengan menggunakan
perangkat metodologis yang tercakup di dalam ilmu pengetahuan budaya. Unsur
atau gejala budaya adalah unsur atau gejala yang terdapat di dalam suatu
masyarakat yang berkaitan dengan perangkat nilai-nilai, pemikiran, dan hasil
budi daya dalam bentuk interaksi antara masyarakat dengan lingkungannya atau
segi hasil pemikiran atau kreasi anggotanya yang terungkap dalam wujud tulisan
atau benda-benda.
Contoh:
Identifikasi Ajen Budaya Sunda Dina Wawacan Jaka Bayawak.
(Sumber: repository.upi.edu).
l.
Historis
Penelitian historikal merupakan bentuk penelitian yang
memiliki tujuan untuk menggambarkan fakta dan menarik kesimpulan atas kejadian
masa lalu. Data primer dari penelitian ini adalah data yang bersifat historis, misalnya
para arkeolog menggunakan sumber data berupa dokumentasi tentang masa lalu.
Penelitian historikal dapat digunakan untuk menemukan solusi sementara
berdasarkan kejadian masa lalu dan menggambarkan tren masa kini atau masa
depan.
Kothari (2004) mengategorikan jenis
penelitian histori ke dalam dua pendekatan, yaitu pendekatan perspektif
–mempelajari kegiatan/agenda masa lampau sampai sekarang- dan pendekatan
retroperpektif –mempelajari kegiatan/agenda saat ini kemudian dihubungkan
dengan hal serupa di masa lalu-.
Contoh:
Seni Tradisi Gembyung di Kampung Ganceuy Kabupaten Subang 1975-1999 (Suatu Kajian
Historis Terhadap Sosial Budaya Masyarakat). (Sumber: repository.upi.edu).
m. Etnologi
Penelitian etnologi merupakan penelitian yang fokus kepada
perilaku manusia. Peneliti lebih condong menggunakan interpretasi langsung dari
perilaku subjek yang diteliti daripada melakukan interpretasi dari segi
teoritik. Peneliti harus berusaha untuk tidak nampak sebagai peneliti, karena
bila tidak demikian interpretasi atas data yang didapat dari responden akan
terpengaruh.
Contoh:
Eufemisme Dalam Bahasa Simalungun (Suatu Kajian
Sosiolinguistik) (Sumber: repository.usu.ac.id).
n.
Penelitian Praktis (Penelitian Tindakan/Action Reasearch)
Action research designs
often utilize both quantitative and qualitative data, but they focus more on
procedures useful in addressing practical problems in schools and the
classrooms. Action research designs are systematic procedures used by teachers
(or other individuals in an educational setting) to gather quantitative and
qualitative data to address improvements in their educational setting, their
teaching, and the learning of their students (Creswell, 2012:577).
Penelitian tindakan merupakan bentuk penelitian yang berisi
berbagai macam prosedur untuk menguraikan kasus-kasus yang bersifat mikro atau
khusus. Simpulan dari penelitian tindakan langsung diberlakukan hanya untuk
kasus yang diteliti dan tidak bisa digeneralisasikan. Penelitian tindakan lebih
condok ke metode kualitatif yang sangat bergantung pada data penagamatan yang
bersifat behavioralistik.
Contoh:
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Tentang
Pemecahan Masalah Yang Melibatkan Uang Melalui Metode Simulasi (Penelitian
Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III B SDN Cicadas 03 Gunung Putri Bogor). (Sumber:
repository.upi.edu).